Langsung ke konten utama

Postingan

Untuk Apa Allah Lakukan Ini?

Assalamu'alaikum. Dear Monday Evening, hari ini spesial seperti hari-hari biasanya. Namanya hidup, dari detik ke detik, menit ke menit, dan waktu ke waktu pasti ada saja masalah, ya, saya yakini itu. Akan tetapi masalah hanya lah sebuah proses yang akan menghantarkan kita pada sebuah kebaikan hidup. Ga enak? Tentu . Masalah hanya akan menjadikan manusia kuat, suka tantangan, pantang menyerah, dan yang pasti bernilai di mata Tuhannya. Beruntunglah, kamu yang mempunyai tujuan hidup mulia, yang setiap detik, menit dan hari-hari nya selalu di isi dengan hal positif. Meskipun kamu harus dua kali lebih kuat dari orang lain, dua kali lebih tegar dari orang lain, dua kali lebih peduli dari orang lain, dua kali lebih tertekan dari orang lain dan dua kali lebih percaya dari orang lain. Percaya, bahwa ini yang Allah titipkan. Dan ini sejatinya manusia. Beruntunglah, untuk kamu yang lebih dua kali segalanya, yang mana, satu kau berikan untuk yang lain, yang lebih membutuhkan. Setiap orang
Postingan terbaru

Sebuah Cerita

Kriiiiiing....! Bel pulang baru saja berbunyi. Saya dan teman-teman segera beranjak dari bangku tempat kami duduk. Semua menghela nafas, karena pelajaran hari ini telah usai, lega. Gaduh, terdengar teriakan dari sana-sini. "Wooooy, yang piket jangan pulang duluuuuu.....pulang denda ga mau tauu." teriak salah satu teman. "Ahelah, males gue, capek. Besok pagi-pagi aja gue dateng kesekolah, nyapu." jawab yang lain. Begitulah hampir setiap hari sepulang sekolah keadaan kelas kami. Ada yang langsung pulang kerumah, ada yang piket, ada yang hanya sekedar mengobrol. Dan ada juga yang melakukan kegiatan rapat. Sibuk. Berisik. Gaduh, sebelum jam lima sore, keadaan belum benar-benar tenang. Di sudut kelas, aku duduk. Hari itu keadaan benar-benar sibuk. Hemm, sebut saja Ulfa, salah satu teman akrab. Entah darimana saya bisa akrab dengannya. "Taaa, temenin Ulfa yaa, yang kemarin Ulfa bilang, hehe" ulfa menegur datang ke tempat dudukku. &qu

Si Pembuat Ulah

Perkenalkan, adik pertama ku, namanya Dwi. Nama panjangnya Dwi Prihartono. Lahir di Jakarta, 10 Mei 2002. Berarti sekarang umurnya sekitar 11 tahun kurang 2 bulan. Nama Dwi diambil dari bahasa sanskerta mungkin, yang berarti   dua. Ya, dia anak kedua. Sedang nama belakang, prihartono, diberikan oleh kedua orang tua ku, katanya sih kata “prihatin” itu adalah do’a semoga kelak dia menjadi anak yang selalu prihatin atas keadaan dan kondisi keluarga. Entah, itu tidak masuk akal bagiku. Kelihatan lucu jadinya. Hehe. Tapi tak apa, toh itu semua sudah terjadi. Coba saja saat itu aku mengerti bagaimana memberi nama yang baik. Akan ku usulkan nama buatnya. Anak ini sangat berbeda dari kedua saudaranya. Ya, kedua saudaranya adalah aku dan adik kedua ku. Kami tiga bersaudara. Adikku yang kedua bernama “Salsa Azzira”. Dengan perbedaan umur yang cukup jauh. Aku dan Dwi berbeda sekitar 7 tahun. Aku lahir pada tahun 1995. Sedangkan Dwi dan Salsa berbeda hanya sekitar 2 tahun, itulah menga

Kala Melemah

Masih pagi yang memancarkan sejuta cahayanya. Aku, terbangun dari tidur ku yang nyenyak. Sejenak untuk mengingat aktivitas harianku. Oh. Hari ini, hari Kamis. Tidak ada yang berbeda dari biasanya. Tapi rasanya, aku perlu sedikit penguat. Penguat untuk menegakkan langkah kaki, penguat untuk membuka lebar-lebar telinga, penguat untuk menyampaikan berbagai macam kosa kata. Sejenak, aku berpikir. Disini, ada kegiatan lain yang menunggu. Buku-buku itu semakin lama semakin usang tidak di gunakan. Akibat dari moody mu itu, mereka harus ku korbankan. Beruntunglah, orang-orang yang siap sigap dalam melakukan segala macam hal, kapanpun, tanpa bergantung pada mood dan keinginan. Sementara aku, harus bergantung pada mood. Ah, sungguh tidak enak. Setiap detik setiap waktu aku perlu memperbaharui semangatku, yang kadang silih berganti selalu hilang dan muncul, begitu seterusnya. Di Hari Kamis ini, aku akan membagi ilmu ku dengan adik-adik di salah satu lembaga bimbingan belajar. Sejak lama,

Hanya Milik Berdua?

Ah, aku pikir tidak akan ada habisnya jika membicarakan "dia". Dia di bicarakan oleh banyak orang, di lain tempat, dalam waktu bersamaan. Ramai. Jika mungkin orang-orang yang membicarakan dia dikumpulkan dalam suatu tempat, membeludak, melebihi muatan. Ya karna memang saking banyak yang membicarakan dia. Dia dikalangan seorang bayi yang baru lahir, dia adalah air mata bahagia kedua orangtua nya. Bagi anak-anak yang masih balita, dia adalah sosok pelindung diusianya yang sedang belajar untuk berbicara dengan baik, membimbing untuk bisa berjalan dengan tegap, menuntun untuk bisa membaca dan membangunkan ketika ia jatuh saat berlari. Bagi anak-anak yang hampir tumbuh remaja dia adalah pembentuk karakter, dengan adanya dia, karakter yang tumbuh mungkin akan baik. Bagi seorang remaja, seharusnya dia adalah penghibur, penghilang duka lara dikala penat menghimpit akibat kesibukan-kesibukan yang dijalani. Akan tetapi, sungguh miris, dia tidak seperti itu di kalangan remaja, dia

Perjuangan Selezat Coklat (I)

Terik matahari kala itu begitu menyengat tubuhku dan ibu yang ­lemah. Kami beranjak dari rumah sekitar pukul 13.00 siang dengan beberapa agenda yang penting hari itu. Agenda pertama adalah membayar tagihan Bank. Tepatnya kami berkunjung ke Bank BCA, Kramat Jati Indah. Setelah sampai disana, ibu tak menyangka bahwa antrean teller begitu panjang tak seperti biasanya. Ini disebabkan mesin tarik tunai yang mati. Padahal saat itu agenda kedua begitu penting bagiku. Ya, benar saja, ini memakan waktu yang cukup lama. Disela kerumunan orang, aku berusaha memandang ibu ku yang samar-samar tak terlihat jelas di antara antrean. Aku pikir itu masih harus melewati beberapa orang lagi untuk dilayani. Aku tak tahan untuk berdiri, dan aku putuskan untuk mencari tempat kosong di dalam Bank itu. Aku melihat ada seorang laki-laki yang mungkin seorang kurir, dia duduk begitu santai dilantai. Aku pun mencoba mengikuti duduk didepannya dengan jarak yang lumayan dekat. Tapi, lama kelamaan aku merasa dilih

Lebih Bernilai

Assalamu'alaikum. Pagi tetap secerah biasanya. Sinar matahari yang hangat menyebar ke seluruh penjuru bumi. Pagi ini, kaki akan berpijak ke suatu tempat. Tempat ku dan lainnya menuntut ilmu. Setelah sekian bulan lulus dari sekolah, tempat dimana masa-masa indah menuntut ilmu. Secara sadar atau tidak, telah memberi begitu banyak pelajaran. Pelajaran tak terhingga. Bersama-sama kawan yang lain. Berkompetisi sehat dan memotivasi, aku mengenakan seragam selama 12 tahun lamanya. Seragam putih merah, putih biru, dan putih abu-abu. Alhamdulillah, semua ku lalui dengan baik. Masa dimana dalam pencarian jati diri, bahkan sampai saat ini pun, aku masih mencari jati diri. Pagi, 19 Maret 2012. Tepatnya berada di depan ruang 1, SMK Negeri 10 Jakarta yang berisikan 20 siswa/i berseragam hijau (baca: almamater) disudut-sudut taman, di mushalla, sekitar satu jam atau setengah jam sebelum ujian dimulai, teman-teman sibuk mengerjakan urusannya masing-masing. Ada yang berdo'a, shalat, me